Kamis, 25 Februari 2016

Candy Crush (bagian 5)

Aku terbaring diatas tempat tidurku. Kupejamkan mataku rapat-rapat, membuat efek relaksasi dikepalaku. Baru saja aku selesai membereskan barang-barang yang aku bawa Dari rumah. Beberapa Kali aku tarik Dan hembuskan nafasku dalam. Mencoba mengisi kekosangan didalam paru-paruku. Rai. Lagi-lagi lelaki itu. Aku membuka mataku dengan enggan, melihat buku kecil diatas mejaku. Rasa malas menjalari sekujur tubuhku, tapi ada rasa yang luar biasa memberikan tenaga. Dengan alasan entah apa, aku menjejakkan kakiku ke lantai, berjalan dengan gontai menuju meja di sudut ruangan. Aku mengambil- menyeret- buku kecil itu Dan membawanya. Tanpa sengaja, aku menjatuhkan sesuatu dari dalam buku kecil itu. Aku memicingkan mataku, perlahan kuambil kertas yang jatuh di lantai. Tiket bioskop seat 17. Aku tersenyum samar.

Aku mengambil tiket bioskop yang tidak sengaja terjatuh, Dan kembali menyelipkannya ke dalam buku. Hasrat yang kuat memaksaku membaca kembali buku kecilku. Aku membukanya, tepat dihalaman yang menceritakan ucapan Mira kepadaku, saat kami berbincang-bincang di toko buku.

"Lo tau, nggak? Tadi di angkot lo berdua lucu banget. Yang satu sibuk melengos. Yang satu sibuk curi-curi pandang sambil senyum-senyum minta digaplok!"

Aku tersenyum melihat tulisanku sendiri. Memang benar, saat itu Mira benar mengucapkannya. Aku mengingatnya kembali. Bagaimana ekspresi Mira saat mengucapkannya, bagaimana ekspresi Dan tanggapanku tentang pernyataannya, Dan bagaimana percakapan itu berlanjut. Aku kembali membaca, tapi jiwaku terasa pergi. Kembali ke masa Indah itu. Masa yang, aku tahu, tidak akan pernah terulang. Masa dimana penyesalan yang menggunung menimpaku hari ini, bermula.

***

"Tunggu! Maksud lo siapa sih, Mir? Siapa yang melengos, siapa yang curi-curi pandang?" Tanyaku, penasaran. Karena yang aku tahu, kedua sikap yang dibicarakan Mira, adalah sikap yang aku lakukan.
"Ya siapa lagi, Rin?!" Mira semakin geram. Tapi aku hanya diam. Memandanginya dengan tatapan tak berdosa Dan tak mengerti apa-apa. Mira yang melihat kelakuanku, hanya mendesah berat.
"Lo sama Rai laaah!" Mira benar-benar hampir hilang kendali. Ingin rasanya aku segera mengerti, tapi apalah daya otakku memang hanya sebatas ini. Aku mengedipkan mataku dua Kali. Menatapnya dengan tatapan bertanya yang sama seperti tadi.
"Rai tadi curi-curi pandang ke elo! Abis itu dia senyum-senyum sendiri pas ngeliat kelakuan lu yang salting, sok kepengen melengos tapi nengok balik lagi!" Ups. Kali ini emosi Mira benar-benar sudah diluar kendali. Semua kata-katanya penuh dengan tekanan. Belum lagi wajahnya yang terasa akan menerkamku bulat-bulat. Jika ini keadaan normal, aku pasti sudah memohon ampunan makhluk besar didepanku ini. Tapi saat ini bukanlah keadaan yang normal. Ini ajaib! Rai? Mencuri pandang ke arahku? Sungguh!? Mira pasti bercanda! Tapi aku tidak akan menanyakan hal itu kepadanya. Aku hanya bisa menjerit dengan kedua tangan yang membekas mulutku sendiri.

Aku melompat Dan menjerit. Setelah puas, aku melompat ke arah Mira. Mengantungkan tanganku dilehernya yang lebih tinggi dariku. Selanjutnya, aku hilangkan jarak antara aku Dan Mira.
"Apaan sih lu! Jijik!" Desis Mira, tak suka. Aku tidak peduli. Aku bahkan tidak peduli bila saat ini ia mendorongku hingga terjatuh lalu tertimpa rak buku yang terisi penuh. Aku ingin memeluknya. Terimakasih Mira. Ini adalah informasi terindah yang pernah aku dengar! Sungguh.

***

Aku tertawa saat mengingat kejadian saat itu. Huggle Monster. Itu adalah salah satu nama julukanku. Bagaimana tidak? Aku adalah orang yang tidak peduli tempat, waktu Dan keadaan, untuk memeluk seseorang. Tidak jarang orang-orang mengaku risih dengan sikapku. Tapi sungguh, aku tidak pernah memeluk yang bukan mahrom. Aku takut!

Pandanganku kembali tertuju pada buku ditanganku. Celotehanku di buku ini belum selesai. Mataku terpana dengan angka yang tertulis di buku itu. Tanggal yang saat itu aku tulis menggunakan tinta biru. Tanggal dengan bentuk angka yang berbeda. Angka dalam bahasa Arab.
Bulan Ramadhan? Pikirku, sejenak. Aku membaca sekilas tentang apa yang aku tulis pada lembar itu. Ah.. Benar. Kejadian ini terjadi, tepat saat Ramadhan. Saat aku baru saja merasakan sensai berganti status Dari "siswa" menjadi "mahasiswa" di sebuah perguruan tinggi ternama di daerah Bogor, Dramaga.

---

Sorry dikit. Ini buat bonus hari ini aja ... Hehehe.. 😅 by the way.. Bagi pembaca wattpad, kalian bisa baca cerita-cerita aku Dari wattpad, dengan judul yang sama. Akun aku namanya aade_a yaa..
See you 😆😊😊😄

Tidak ada komentar:

Posting Komentar